Monday, April 27, 2015

Gementar



Kredit : Google

Takhtanya itu mewah amat, dibina seakan tersorot pada kemuncak cahaya yang mengirana sekelian penjuru. Agung tampaknya, gah melambang keagungan kuasa terkurnia. Teruah emas perak perbendaharaan pada dipannya, mengilat kilauan perbendaharaan pada busana diraja.

Ayunan tangannya menyemarak takbur, gelengan kepalanya bahkan mengobor gemerlap megah, peti suaranya menitah paling pongah;

"Firaun berkata : Wahai para pembesar kaumku, aku tidak mengetahui ada bagi kamu sebarang tuhan yang lain daripadaku.."
[Al-Qasas, 28:38]

Seakannya, belum sempat liurnya mencecah tanah sejurus tertitah, dahi segenap penduduk Mesir gementar mendahulu. Takburnya segunung, kuncup hati-hati para manusia takut akannya.

Sang Tiran itu Firaun, terkisah angkuh takburnya menitah Haman membina membina bangunan tinggi untuk mengetuk pintu langit Allah dalam Al-Quran. Takbur itu seakan miliknya, malah Firaun angkuh menolak sifat itu tersandar secara total pada asma-Nya, Al-Mutakabbir.

Mari kita teliti tafsir Al-Qurtubi pada kata Al-Mutakkabir; 'Dia yang yang Maha Tinggi dengan rububiyah-Nya dan tiada suatu yang menyerupai-Nya'. 

Tepatnya, takbur itu hanya milik Allah. Kesombongan menolak realiti ini mencampakkan iblis dari syurga kediaman ribuan tahunnya, meruntuh peradaban ratusan tahun kaum 'Ad, Thamud dan Hud, menista bijaksana Abu Al-Hakam dengan gelaran Abu Jahal, menenggelam dan melemaskan sang Tiran penguasa Mesir terindah.

"Wahai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian.."
[Al-Baqarah, 2 : 21]

Gementar kita akan Al-Mutakabbir harusnya seiring tunduk sujud akannya. Pun, masih berlengah?


Saturday, April 25, 2015

Taha dan Musa



i

"Sudahkan sampai kepadamu perihal Musa?"
[Taha, 20 : 9]

Hembusan sepoi-sepoi itu
merdu menyilang api marah
menyapa sendu wajah tegas yang berona - radang
membilah halus kilau pedang yang terhunus mapan
sang perkasa itu siaga
mawaitumu tekad memancung Al-Amin



ii

"Aku terlihat api, semoga terkurnia cucuhan daripadanya."
[Taha, 20 : 10]

Langkahan ke rumahmu itu sedang diatur,
Bukan darimu yang menghamburhembus bara; tapi
Tuhan yang meniup padam nyala

Langkahlah, wahai Umar
mampirlah
tersedia cahaya nan memimpin buatmu,
iman yang menghangat teruntukmu




iii

"Bukalah sepatumu, engkau di Wadi Tuwa yang suci."
[Taha, 20 : 11]

Tenggekmu mengapi tak lama, bahkan
tak rentung jasad perkasa biar berkali yihhfuzx
darah Fatimah mengelam sinar garang amarahmu
serpihan firman Taha seakan mengaca langkahanmu

Dan, engkau duhai Umar
membasah suci berangmu


"Dan Aku telah memilihmu."
[Taha, 20 : 12]


Gadgets By Spice Up Your Blog