Sunday, September 6, 2015

Manikam yang Tercengkeram




Badan-badan yang bahkan pagan, merunduk lemah. Tatap-tatap penuh khusyuk dan cinta, beransur memerah, menyugul.

Dan tidak kurang, seupaya indra-indra yang tadinya celik, mengejap menahan esak. Titik-titik bening keterujaan di mata sahabat-sahabat berganti kaca-kaca jernih. 

Begitulah, respon sahabat akan khutbah wida' Muhammad alayhissalam sampai ke bait-bait baginda yang menyejarah. Tatapan nan purnama itu penuh kasih, lantas bibir yang lembut itu melantun, "aku tinggalkan kalian dua perkara, takkan sesat selagi kalian memegangnya, alQuran dan Sunnah."

Dan wasiat Sang Rasul ini membumi, dan masih tersisa gizi-gizinya sampai ke hari ini, kalaupun seluruh dunia berniat menggali. Sunnahnya terpelihara, kokoh dalam cengkerang manikam.

Muhammad tidak sekadar bayi ajaib yang memadam api Majusi dan meruntuh singgahsana Kaisar Kisra, tapi doa yang dimunajatkan Ibrahim; bukan sosok jujur tergelarkan al-Amin, tapi bicara permata yang terjalin hikmah tanpa dusta; bukan hanya tunjang yang meredupteduh tapi akar yang kurnia beruntai membenihkan cahaya.

Muhammad tidak sekadar pencerah segenap manusia, bahkan rahmat yang semesta.

[Manikam yang tercengkeram]
Faris Nafiah
Habiburrahim
Gadgets By Spice Up Your Blog